
{"remix_data":[],"source_tags":[],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":false,"containsFTESticker":false}
Deliserdang, Brantas86.com — Seorang lansia warga Desa Siguci, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, bernama Ikuten Surbakti (74), mengeluhkan kebijakan pemerintah desa yang tidak mencantumkan namanya dalam daftar penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), meski dirinya termasuk warga kurang mampu.
Ikuten, yang telah menderita stroke selama 15 tahun, kini tinggal bersama anaknya di Kecamatan Tanjung Morawa. Saat diwawancarai oleh tim Brantas86.com pada Sabtu, 3 Mei 2025, beliau sulit berbicara akibat kondisi kesehatannya.
“Saya tidak pernah lagi menerima bantuan apa pun, termasuk BLT. Untuk duduk pun saya butuh bantuan anak saya. Uang untuk membeli kursi roda pun tidak ada. Makan sehari-hari pun bergantung pada anak saya yang ekonominya juga pas-pasan,” ucap Ikuten dengan suara terbata-bata dan mata berkaca-kaca.
Dengan nada pilu, beliau juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah daerah.
“Pak Bupati, tolong beri keadilan bagi saya yang lemah ini,” tambahnya sambil menangis.
Menanggapi keluhan tersebut, tim media menghubungi Kepala Desa Siguci, Rahman, melalui pesan WhatsApp. Rahman menjelaskan bahwa keputusan penerima BLT didasarkan pada hasil musyawarah dusun (musdus) yang melibatkan warga dan kepala dusun, seiring adanya pengurangan jumlah penerima manfaat.
Namun, salah satu anak Ikuten, berinisial HL, mengungkap adanya dugaan ketidakadilan dalam proses musyawarah tersebut.
“Ibu saya tidak bisa hadir karena sakit stroke, jadi namanya tidak muncul sebagai penerima BLT,” ujar HL kepada wartawan.
HL juga menambahkan bahwa pihak keluarga telah mengajukan permohonan bantuan kursi roda ke Dinas Sosial melalui seorang wartawan, dengan harapan pemerintah Kabupaten Deliserdang dapat memfasilitasi kebutuhan ibunya yang sudah lanjut usia dan dalam kondisi sakit. (Paulus Limbong)