
Pabrik Rokok Mulai Dibangun di Aceh Utara, Mualem Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal
Aceh Utara, Brantas86.Com – Sebuah pabrik rokok tengah dibangun di Desa Paya Gaboh, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Proyek ini merupakan gagasan tokoh Aceh, Muzakir Manaf, atau yang akrab disapa Mualem, yang bahkan menyediakan tanah milik pribadinya sebagai lokasi pembangunan. Langkah ini menjadi wujud nyata komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Pembangunan pabrik ini tidak hanya mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tetapi juga melibatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta investasi swasta. Para investor turut dilibatkan sebagai mitra strategis dalam pembiayaan dan pengembangan industri ini.
M. Jaffar Daud, salah satu orang kepercayaan Muzakir Manaf, menyampaikan pada 19 Mei 2024 bahwa ia dipercaya untuk memimpin langsung proyek pembangunan tersebut. Menurutnya, sejumlah calon investor dan donatur telah berkunjung langsung ke Aceh untuk meninjau kualitas bahan baku utama yaitu tembakau dan cengkeh.
“Secara kualitas, cengkeh Aceh sudah memenuhi standar terbaik untuk industri rokok. Namun, tantangan utama saat ini adalah harga tembakau lokal yang masih relatif tinggi,” ungkap Jaffar.
Untuk mengatasi hal tersebut, para investor berencana membagikan bibit tembakau unggul secara massal kepada masyarakat Aceh, dengan dukungan dari pemerintah daerah. Program ini juga akan menentukan kuota lahan untuk setiap kabupaten yang ingin berpartisipasi dalam budidaya tembakau.
“Targetnya, ribuan petani lokal bisa ikut serta dalam produksi bahan baku. Harga jual hasil panen pun akan diatur agar petani bisa memperoleh keuntungan hingga puluhan juta rupiah per hektare,” jelas Jaffar.
Dalam waktu dekat, sejumlah orang akan dikirim ke Surabaya untuk mengikuti pelatihan khusus tentang pertanian tembakau. Mereka akan dilatih menjadi tim ahli yang akan mendampingi para petani lokal di Aceh, mengingat perbedaan masa tanam yang cukup signifikan dibandingkan daerah lain. Di Aceh, masa tanam tembakau bisa mencapai satu tahun penuh.
Jaffar juga menyoroti pentingnya faktor cuaca dalam proses pengolahan tembakau, khususnya pada tahap penjemuran yang akan lebih optimal saat cuaca cerah dan stabil.
Tak hanya terfokus pada industri rokok, Jaffar juga menaruh perhatian pada pengembangan dan optimalisasi sektor industri lainnya di Aceh, seperti pabrik semen, pupuk, tambang, dan industri strategis lainnya yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Ia berharap, inisiatif pembangunan pabrik rokok ini bisa menjadi model pengembangan ekonomi daerah yang berbasis potensi lokal, berkelanjutan, serta membuka lapangan kerja luas bagi masyarakat Aceh yang merindukan kemakmuran dan kesejahteraan.(ira)